Tauhid, Hakikat dan Kedudukannya

Penulis: Uhar Gatumelanam (@mukmin_biasa)


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Segala puji bagi Allah, kita memuji, meminta pertolongan, dan memohon ampunan kepadaNya. Kita berlindung kepadaNya dari kejahatan diri dan dari keburukan amal-amal kita. Siapa yang Dia beri petunjuk maka tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan siapa yang Dia sesatkan maka tidak akan ada yang bisa memberinya Hidayah(Petunjuk).
Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasullNya. Amma ba’du

Apa kabar sahabat muslim sekalian semoga Allah senantiasa merahmati setiap langkah hijrahmu
Pada kesempatan kali ini kami akan lanjutkan bahasan “Tauhid, Lakikat dan Kedudukannya” semoga Karya tulis saya ini bermanfaat bagi sahabat muslim untuk mengenal islam yang murni, aamiiin

Allah berfirman

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
[QS. Az-Zariyat: Ayat 56]

وَلَـقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَ ۚ

“Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah Thagut itu”
[QS. An-Nahl : 36]

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا ؕ اِمَّا يَـبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًا ؕ

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”
[QS. Al-Isra’: Ayat 23-24]

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـئًـا ؕ

Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun (berbuat syirik)
[QS. An-Nisa’: Ayat 36]

قُلْ تَعَالَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ اَلَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْئًـــا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا ۚ وَلَا تَقْتُلُوْۤا اَوْلَادَكُمْ مِّنْ اِمْلَاقٍ ؕ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَاِيَّاهُمْ ۚ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَـقِّ ؕ ذٰ لِكُمْ وَصّٰٮكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗ ۚ وَاَوْفُوْا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ بِالْقِسْطِ ۚ لَا نُـكَلِّفُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۚ وَاِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوْا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰى ۚ وَبِعَهْدِ اللّٰهِ اَوْفُوْا ؕ ذٰ لِكُمْ وَصّٰٮكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ۙ وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ ۚ وَلَا تَتَّبِعُوْا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖ ؕ ذٰ لِكُمْ وَصّٰٮكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

“Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti. Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai (usia) dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat(mu) dan penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat, Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.”
[QS. Al-An’am: Ayat 151-153]

Ibnu Mas’ud Radiallahu’anhu berkata, “Barangsiapa yang ingin melihat wasiat Muhammad Shalallahu’alaihi wasallam, yang tertera diatasnya cincin stempel milik beliau, maka hendaklah dia membaca Firman Allah, ‘Katakanlah (Muhammad), ‘Marilah kubacakan apa yg diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun kepadaNya… ‘ dan seterusnya, sampai pada FirmanNya, ‘Dan (kubacakan), ‘sungguh inilah jalanKu berada dalam keadaan lurus… ‘ dan seterusnya.”

Mu’adz bin Jabal Radiallahuanhu menuturkan, “Aku pernah diboncengkan Nabi Shalallahu’alaihi wasallam diatas seekor keledai. Lalu beliau bersabda kepadaku, ‘Hai Mu’adz, tahukah kamu apa hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hambaNya dan apa hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah?’ Aku menjawab, ‘Allah dan RasullNya lebih mengetahui.’ Beliau pun bersabda, ‘Hak Allah yg wajib dipenuhi oleh para hambaNya ialah supaya mereka beribadah kepadaNya saja dan tidak berbuat syirik sedikitpun kepadaNya, sedangka hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah adalah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak berbuat syirik sedikitpun kepadaNya.’ Aku bertanya, ‘Ya Rasulullah, tidak perlukan aku menyampaikan kabar gembira ini kepada orang-orang?’ Beliau menjawab, ‘Janganlah kamu menyanpaikan kabar gembira ini kepada mereka, sehingga mereka nanti akan bersikap menyandarkan diri.” (HR. Bukhari Muslim)


Kandungan Bab ini:
1. Hikmah diciptakannya jin dan manusia oleh Allah.

2. Ibadah adalah hakikat Tauhid, karena pertentangan yang terjadi (antara Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam dengan kaum musryikin) adalah dalam masalah Tauhid ini.

3. Barangsiapa yang belum melaksanakan Tauhid ini, maka ia belum beribadah (menghamba) kepada Allah. Di sinilah letak pengertian Firman Allah,

وَلَاۤ اَنْـتُمْ عٰبِدُوْنَ مَاۤ اَعْبُدُ ۚ

“dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah”
[QS. Al-Kafirun: Ayat 3]

4. Hikmah diutusnya para Rasull, (ialah: Untuk menyerukan Tauhid dan melarang syirik)

5. Pengutusan Rasull telah mencangkup seluruh umat.

6. Bahwa ajaran/tuntunan para nabi adalah satu, (Yaitu: Tauhid, permunian ibadah) kepada Allah.

7. Masalah besar, yaitu: Bahwa ibada kepada Allah tidak akan dapat terwujud dengan sebenar-benarnya kecuali dengan mengingkari thoghut. Dan inilah pengertian Firman Allah,

فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى ۙ

“Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat”
[QS. Al-Baqarah: Ayat 256]

8. Pengertian thaghut bersifat umum, meliputi setiap yang diagungkan selain Allah.

9. Ketiga ayat muhkamat yang tersebut dalam surat al-An’am menurut kaum Salaf, mempunyai kedudukan yang penting, karena didalamnya terkandung sepuluh masalah, yang pertama adalah larangan terhadap perbuatan Syirik.

10. Ayat-ayat muhkamat yg tersebut dalam surat al-Isra’, mengandung 18 masalah, dimulai dengan Firman Allah,

لَا تَجْعَلْ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ فَتَقْعُدَ مَذْمُوْمًا مَّخْذُوْلًا

“Janganlah engkau mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, nanti engkau menjadi tercela dan terhina.”
[QS. Al-Isra’: Ayat 22]

Dan diakhiri dengan FirmanNya,

وَلَا تَجْعَلْ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ فَتُلْقٰى فِيْ جَهَنَّمَ مَلُوْمًا مَّدْحُوْرًا

“Dan janganlah engkau mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, nanti engkau dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela dan dijauhkan (dari rahmat Allah)”
[QS. Al-Isra’: Ayat 39]

Serta Allah mengingatkan kepada kita akan pentingnya masalah-masalah ini dengan FirmanNya,

ذٰ لِكَ مِمَّاۤ اَوْحٰۤى اِلَيْكَ رَبُّكَ مِنَ الْحِكْمَةِ ؕ

“Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhan kepadamu (Muhammad)”
[QS. Al-Isra’: Ayat 39]

11. Ayat dalam surat an-Nisa’, disebutkan didalamnya sepuluh hak, yang pertama yaitu sebagaimana Firman Allah,

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـئًـا ؕ

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun”
[QS. An-Nisa’: Ayat 36]

12. Perlu diingat wasiat Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam disaat akhir hayat beliau.

13. Mengetahui hak Allah yang wajib kita laksanakan.

14. Mengetahui hak para hamba Allah yg pasti akan dipenuhiNya, apabila mereka melaksanakan hakNya terhadap mereka.

15. Bahwa masalah ini tidak diketahui oleh sebagian besar sahabat

16. Boleh merahasiakan ilmu pengetahuan masalah ini untuk maslahat.

17. Dianjurkan untuk menyampaikan kepada sesama muslim suatu berita yang menggembirakannya

18. Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam merasa khawatir terhadap sikap menyandarkan diri kepada keluasan rahmat Allah.

19. Jawaban (yang disyariatkan) bagi orang yang ditanya sedangkan dia tidak tahu, adalah: “Allahu wa Rasuluhu A’lam” (Allah dan RasulNya lebih mengetahui).

20. Boleh menyampaikan ilmu kepada orang-orang tertentu, tanpa yang lain.

21. Kerendahan hati Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam, karena ketika menunggang keledai, beliau mau memboncengkan orang lain di belakangnya.

22. Boleh memboncengkan oranglain diatas binatang, jika binatang iti kuat.

23. Keutamaan Mu’adz bin Jabal.

24. Bahwa Tauhid mempunyai kedudukan yang sangat mendasar.

Semoga bermanfaat, afwan bila ada ketikan yang salah
Barakallahu fiikum
Wassalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh


Referensi
Kitab at-Tauhid al-Ladzi Huwa Haqqullah ‘ala al-‘Abid
Karya : Syaikh Muhammad at-Tamimi


Follow instagram : @mukmin_biasa

Join telegram chanell : mukmin_biasa

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑